Reportaseterkini.net - Popularitas gim Pokemon Go tengah meroket. Permainan berbasis augmented-reality ini digemari karena berbeda dari game kebanyakan.

Selain menggabungkan objek 3D dengan lokasi di dunia nyata, permainan ini juga mendorong aktivitas fisik pemain. Karena untuk bisa menangkap monster Pokemon, pemain harus bergerak wara-wiri memburunya ke sejumlah lokasi.
Di balik popularitasnya, saat ini Pokemon Go masih menuai pro dan kontra dari masyarakat. Ada yang setuju dengan kehadirannya, namun ada juga yang menolak. Masing-masing memiliki alasan sendiri.
Penggiat Internet Sehat Damar Juniarto menilai Pokemon Go tidak bisa ditampik memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat, terutama penggunanya.
Dampak positifnya, kata dia, permainan ini adalah game Geo-MMO (massively multiplayer online) yang meledak dan dipastikan akan mempengaruhi arah perkembangan dunia game digital ke depan. Gim ini telah menawarkan pembaruan, tantangan, dan keseruan.
Dikatakan pembaruan karena pemainnya perlu keluar rumah dan memainkannya di dunia nyata sehingga mereka tidak perlu menatap televisi terus menerus. Permainan ini juga dianggap lebih sehat karena dimainkan oleh banyak orang yang bisa berinteraksi dengan masing-masing pemain.
Dampak positif lain, kata dia, gim ini sudah terbukti mempengaruhi dunia bisnis dengan baik. Banyak restoran atau kedai makan yang mulai
memasang plang sebagai Pokestop agar banyak yang jajan sebelum berburu Pokemon.
Selain itu, ada juga bisnis transportasi yang khusus melayani para pemain. Baru-baru ini bahkan muncul joki profesional yang menawarkan jasa berburu Pokemon ketika pemiliknya sedang bekerja.
Namun di balik itu pengguna disarankan juga mewaspadai dampak negatifnya. Seperti yang terjadi di luar negeri, mulai banyak laporan kriminal seperti pemain yang dijebak oleh perampok bahkan kecelakaan akibat kecerobohan pemain sendiri.
Menurut Damar, Dampak negatif terbesar dari game ini adalah berkurangnya kewaspadaan saat bermain Pokemon Go. Pemain harus tetap konsentrasi menatap layar sehingga ia kesulitan membagi konsentrasi ketika sedang berjalan, mengemudi, bekerja, dan lain lain.
Di luar itu, Pokemon GO adalah permainan GPS-based yang mengharuskan pemain mengaktifkan geolokasi. Itu dapat berbahaya jika lokasi terbaca karena sejarah migrasi (perpindahan) itu terekam dan informasi itu jatuh ke orang jahat bisa digunakan untuk memolakan aktivitas sehari-hari pemain.
Selain itu ada juga dampak negatif scara sosial yang berpotensi timbul. Bukan tidak mungkin permainan ini bisa memicu keributan dengan pemain lain gara-gara memperebutkan item dan pokemon.
Selalu ada kemungkinan yang tersinggung lalu menyerang di dunia maya dan membuat seseorang bisa dilaporkan dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Masalah ini akan menambah deretan panjang jumlah netizen terjerat UU ITE yang kini jumlahnya sudah mencapai 180 korban.
Damar pun memberikan tips singkat bagi para pemain Pokemon Go agar tidak merasakan dampak negatifnya. "Hidup seimbang. Main boleh tapi jangan selalu menyalakan augmented reality ketika berada di jalanan. Juga ingat waktu saat sedang hunting. Jangan sampai kesusahan sendiri," ujar pria yang juga menjabat Regional Coordinator Safenet ini.
Sumber : Republika.co.id

Selain menggabungkan objek 3D dengan lokasi di dunia nyata, permainan ini juga mendorong aktivitas fisik pemain. Karena untuk bisa menangkap monster Pokemon, pemain harus bergerak wara-wiri memburunya ke sejumlah lokasi.
Di balik popularitasnya, saat ini Pokemon Go masih menuai pro dan kontra dari masyarakat. Ada yang setuju dengan kehadirannya, namun ada juga yang menolak. Masing-masing memiliki alasan sendiri.
Penggiat Internet Sehat Damar Juniarto menilai Pokemon Go tidak bisa ditampik memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat, terutama penggunanya.
Dampak positifnya, kata dia, permainan ini adalah game Geo-MMO (massively multiplayer online) yang meledak dan dipastikan akan mempengaruhi arah perkembangan dunia game digital ke depan. Gim ini telah menawarkan pembaruan, tantangan, dan keseruan.
Dikatakan pembaruan karena pemainnya perlu keluar rumah dan memainkannya di dunia nyata sehingga mereka tidak perlu menatap televisi terus menerus. Permainan ini juga dianggap lebih sehat karena dimainkan oleh banyak orang yang bisa berinteraksi dengan masing-masing pemain.
Dampak positif lain, kata dia, gim ini sudah terbukti mempengaruhi dunia bisnis dengan baik. Banyak restoran atau kedai makan yang mulai
memasang plang sebagai Pokestop agar banyak yang jajan sebelum berburu Pokemon.
Selain itu, ada juga bisnis transportasi yang khusus melayani para pemain. Baru-baru ini bahkan muncul joki profesional yang menawarkan jasa berburu Pokemon ketika pemiliknya sedang bekerja.
Namun di balik itu pengguna disarankan juga mewaspadai dampak negatifnya. Seperti yang terjadi di luar negeri, mulai banyak laporan kriminal seperti pemain yang dijebak oleh perampok bahkan kecelakaan akibat kecerobohan pemain sendiri.
Menurut Damar, Dampak negatif terbesar dari game ini adalah berkurangnya kewaspadaan saat bermain Pokemon Go. Pemain harus tetap konsentrasi menatap layar sehingga ia kesulitan membagi konsentrasi ketika sedang berjalan, mengemudi, bekerja, dan lain lain.
Di luar itu, Pokemon GO adalah permainan GPS-based yang mengharuskan pemain mengaktifkan geolokasi. Itu dapat berbahaya jika lokasi terbaca karena sejarah migrasi (perpindahan) itu terekam dan informasi itu jatuh ke orang jahat bisa digunakan untuk memolakan aktivitas sehari-hari pemain.
Selain itu ada juga dampak negatif scara sosial yang berpotensi timbul. Bukan tidak mungkin permainan ini bisa memicu keributan dengan pemain lain gara-gara memperebutkan item dan pokemon.
Selalu ada kemungkinan yang tersinggung lalu menyerang di dunia maya dan membuat seseorang bisa dilaporkan dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Masalah ini akan menambah deretan panjang jumlah netizen terjerat UU ITE yang kini jumlahnya sudah mencapai 180 korban.
Damar pun memberikan tips singkat bagi para pemain Pokemon Go agar tidak merasakan dampak negatifnya. "Hidup seimbang. Main boleh tapi jangan selalu menyalakan augmented reality ketika berada di jalanan. Juga ingat waktu saat sedang hunting. Jangan sampai kesusahan sendiri," ujar pria yang juga menjabat Regional Coordinator Safenet ini.
Sumber : Republika.co.id