Dream - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan “retakan” berukuran raksasa pada permukaan matahari. Rekatan tersebut diyakini bisa semakin besar dengan bentangan jutaan mil.
Dikutip Dream dari laman Mirror, Senin, 18 Juli 2016, lubang tersebut merupakan gap dari medan magnet, yang membuat panas di permukaan Matahari dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius, terlontar ke luar angkasa.
Area gelap ini terpantau oleh Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA yang memonitor Matahari sejak 2010. Satelit itu menangkap “retakan” yang terus membesar di wilayah utara Matahari.
Fenomena ini biasa dikenal dengan nama lubang korona atau bintik hitam matahari. Tapi kali ini ukurannya jauh lebih besar dari biasanya dan bisa semakin membesar hingga seperempat permukaan Matahari.
Bintik hitam tersebut terlihat lebih gelap, sebab wilayah itu memiliki suhu yang lebih rendah dari daerah lain di permukaan Matahari. Bintik hitam itu juga memiliki gas dan energi yang lebih rendah.
Dikutip Dream dari laman Mirror, Senin, 18 Juli 2016, lubang tersebut merupakan gap dari medan magnet, yang membuat panas di permukaan Matahari dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius, terlontar ke luar angkasa.
Area gelap ini terpantau oleh Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA yang memonitor Matahari sejak 2010. Satelit itu menangkap “retakan” yang terus membesar di wilayah utara Matahari.
Fenomena ini biasa dikenal dengan nama lubang korona atau bintik hitam matahari. Tapi kali ini ukurannya jauh lebih besar dari biasanya dan bisa semakin membesar hingga seperempat permukaan Matahari.
Bintik hitam tersebut terlihat lebih gelap, sebab wilayah itu memiliki suhu yang lebih rendah dari daerah lain di permukaan Matahari. Bintik hitam itu juga memiliki gas dan energi yang lebih rendah.