Dream - Dalam sejumlah hadis diriwayatkan Rasul pernah bersabda bahwa setan dibelenggu saat Ramadan tiba. Hadis tersebut antara lain diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” [HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079].
“Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu Jahannam ditutup, dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” [HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079].
Namun pertanyaan kembali muncul, jika setan dibelenggu, dirantai, mengapa masih saja ada kejahatan saat Ramadan? Bukankan setan yang menjadi biang kerok kejahatan dibelenggu?
Menurut Abdullah Sattar SAg MFill, dosen Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, para ulama berbeda pendapat dalam memahami makna hadis tersebut. Ada banyak sekali tafsir tentang makna dibelenggu dalam hadis di atas.
Dari sekian banyak penafsiran, bisa dikelompokkan menjadi dua bagian besar :
"Pendapat pertama, dibelenggu mempunyai makna zahir, yakni maka sebenarnya. Para setan diikat dan dirantai di suatu tempat. Tempat ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa makna dibelenggu bukan makna sebenarnya. Hanya berupa makna kiasan. Dengan berpuasa, kita dapat mencegah diri dari perbuatan tercela atau mengumbar hawa nafsu. Hawa nafsu akan terikat, sehingga setan (yang diartikan sebagai hawa nafsu) yang terbelenggu. Sifat dan perilaku jahat pada diri manusia akan terbelenggu jika kita berpuasa dengan benar. Pada bulan ini setan tidak mempunyai kesempatan luas untuk menggoda manusia. Pintu - pintu rahmat dan ampunan dibuka oleh Allah SWT seluas - luasnya," paparnya
Ditambahkan, meski pintu surga dibuka seluas - luasnya, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu oleh Allah SWT, namun kasih banyak manusia yang melakukan maksiat tidak ubahnya seperti hari - hari selain Ramadan. "Itu pertanda bahwa perilaku setan tetap ada. Bisikan setan itu tetap ada di nanapun kita berada. Bahkan, seseorang yang baik dapat menjadi riya karena bisikan setan," tandasnya
Dikatakan, hawa nafsu juga dapat diartikan sebagai perilaku setan. Sebutan setan hanyalah julukan bagi manusia maupun jin yang berperilaku jahat. "Setelah kita mengetahui makna setan, kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang dibelenggu bukanlah sebuah makhluk. Melainkan sifat dan perilaku jahat pada diri manusia. Jika manusia tersebut dapat berpuasa dengan benar, maka sifat dan perilaku jahat pada diri manusia akan terbelenggu. Sesungguhnya kemaksiatan dan kejatan sedikit terjadi pada orang berpuasa yang menjaga syarat - syarat puasa dan memperhatikan adab - adabnya." Imbunya
TETAP BEBAS
Di tempat terpisah, Ustad Farid Tiwidodo, Wakil Ketua Islamic Forum Klaten, Jawa Tengah mengatakan bahwa maksud hadis bahwa setan dibelenggu itu adalah setan dan jin tidak punya peluang untuk menggoda manusia ketika bulan Ramadan, karena umat Islam sedang melakukan puasa. "Imam Hulaimi menegaskan bahwa setan tetap saja bebas dan berkeliaran di siang hari, sementara malamnya setan tidak berdaya," tandasnya.
Dikatakan, Rasulullah telah memberikan gambaran kepada Umat Islam untuk senantiasa melakukan amal ibadah pada bulan Ramadan. Diantaranya memperbanyak shalat sunah, membaca Alquran, bersedekah, berzikir kepada Allah, beriktikaf, dan beristigfar. Orang yang senantiasa melakukan kebaikan, Allah akan membalas dengan pahala yang besar. "Rasulullah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, bahkan pada tahun terakhir beliau wafat, Rasulullah melakukan iktikaf selama 20 hari di bulan Ramadan," ujarnya.
Ditambahkan, meski pintu surga dibuka seluas - luasnya, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu oleh Allah SWT, namun kasih banyak manusia yang melakukan maksiat tidak ubahnya seperti hari - hari selain Ramadan. "Itu pertanda bahwa perilaku setan tetap ada. Bisikan setan itu tetap ada di nanapun kita berada. Bahkan, seseorang yang baik dapat menjadi riya karena bisikan setan," tandasnya
Dikatakan, hawa nafsu juga dapat diartikan sebagai perilaku setan. Sebutan setan hanyalah julukan bagi manusia maupun jin yang berperilaku jahat. "Setelah kita mengetahui makna setan, kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang dibelenggu bukanlah sebuah makhluk. Melainkan sifat dan perilaku jahat pada diri manusia. Jika manusia tersebut dapat berpuasa dengan benar, maka sifat dan perilaku jahat pada diri manusia akan terbelenggu. Sesungguhnya kemaksiatan dan kejatan sedikit terjadi pada orang berpuasa yang menjaga syarat - syarat puasa dan memperhatikan adab - adabnya." Imbunya
TETAP BEBAS
Di tempat terpisah, Ustad Farid Tiwidodo, Wakil Ketua Islamic Forum Klaten, Jawa Tengah mengatakan bahwa maksud hadis bahwa setan dibelenggu itu adalah setan dan jin tidak punya peluang untuk menggoda manusia ketika bulan Ramadan, karena umat Islam sedang melakukan puasa. "Imam Hulaimi menegaskan bahwa setan tetap saja bebas dan berkeliaran di siang hari, sementara malamnya setan tidak berdaya," tandasnya.
Dikatakan, Rasulullah telah memberikan gambaran kepada Umat Islam untuk senantiasa melakukan amal ibadah pada bulan Ramadan. Diantaranya memperbanyak shalat sunah, membaca Alquran, bersedekah, berzikir kepada Allah, beriktikaf, dan beristigfar. Orang yang senantiasa melakukan kebaikan, Allah akan membalas dengan pahala yang besar. "Rasulullah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, bahkan pada tahun terakhir beliau wafat, Rasulullah melakukan iktikaf selama 20 hari di bulan Ramadan," ujarnya.