Jumlah kasus pernikahan dini akibat hamil lebih dulu mencapai 20 persen hingga 25 persen dari total pernikahan tercatat di KUA. Angka sebenarnya diyakini jauh lebih banyak.
Dream - Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama mencatat tingginya jumlah kasus pernikahan dini akibat hamil. Kasus tersebut mencapai persentase 20 persen hingga 25 persen dari pencatatan nikah.
Dikutip dari bimasislam.kemenag.go.id, kasus ini ditemukan di Malang dengan jumlah 25 persen pernikahan dini dengan pengantin perempuan sudah hamil. Sementara kasus lainnya ditemukan di Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu mencapai 20 persen.
Dua daerah ini dapat menjadi indikator terkait kasus kehamilan di luar pernikahan yang melanda generasi remaja. Kemenag meyakini kasus serupa juga terjadi di daerah lain.
"Angka sebenarnya bisa jadi lebih besar, karena data tersebut hanya berasal dari pasangan yang secara sukarela mendaftarkan pernikahannya ke KUA, belum termasuk yang menikah secara siri karena malu kepada tetangga," tulis humas Ditjen Bimas Islam.
Di samping itu, terdapat fenomena lain yang juga mengkhawatirkan. Banyak kasus generasi muda yang merayakan tahun baru atau hari Valentine dengan hubungan suami-istri.
Hal ini kerap ditemukan di sejumlah lokasi wisata. Merayakan tahun baru dengan kekasih sudah menjadi tren baru di kalangan anak muda.
"Hal inilah yang menyebabkan angka pernikahan pada akhir bulan Februari, Maret, dan April cenderung lebih tinggi daripada bulan sebelumnya," ucap sumber Bimas Islam.
Sumber: bimasislam.kemenag.go.id
Dua daerah ini dapat menjadi indikator terkait kasus kehamilan di luar pernikahan yang melanda generasi remaja. Kemenag meyakini kasus serupa juga terjadi di daerah lain.
"Angka sebenarnya bisa jadi lebih besar, karena data tersebut hanya berasal dari pasangan yang secara sukarela mendaftarkan pernikahannya ke KUA, belum termasuk yang menikah secara siri karena malu kepada tetangga," tulis humas Ditjen Bimas Islam.
Di samping itu, terdapat fenomena lain yang juga mengkhawatirkan. Banyak kasus generasi muda yang merayakan tahun baru atau hari Valentine dengan hubungan suami-istri.
Hal ini kerap ditemukan di sejumlah lokasi wisata. Merayakan tahun baru dengan kekasih sudah menjadi tren baru di kalangan anak muda.
"Hal inilah yang menyebabkan angka pernikahan pada akhir bulan Februari, Maret, dan April cenderung lebih tinggi daripada bulan sebelumnya," ucap sumber Bimas Islam.
Sumber: bimasislam.kemenag.go.id